Sendiri
Akhirnya aku sendirian di kantor berbentuk rumah ini yang kerap kebablasan ku jadikan arena bermain. Benar-benar sendiri hanya ditemani pria yang biasa disebut
office boy dan
security, tapi itu bukan sebuah nama bagiku cuma hiasan dan boleh percaya boleh tidak bahwa nama mereka berdua ternyata sama persis, Dadang. Lucu bukan, jelas lah. Kadang aku memanggil pak Dadang OB dengan nada
"pa..dadang... pa..dadang..." persis lagunya "Benci bilang Cinta" band Radja itu lho. Aku bisa berbicara bebas bersama mereka dan kebetulan tak ada kesulitan ngobrolin apa saja sambil ngopi bareng selepas jam 5 sore. Sebelum rekan kerja terakhir bersiap meninggalkan dunia maya dari kursinya, aku sempat berbincang sebentar padanya. Sebut saja Pak Tri, analisis senior ditempat ini. Aku melempar sesi tanya jawab seputar
sidejob-nya yang baru karena kebetulan tadi sore saat tim-ku tengah ujian product knowledge, dia ditelpon seseorang dari Santa Fe Amrik
sono, perihal
analisa teknikal dimana ia menjadi kontributor tetap pada sebuah website konsultasi. Mengalir, itu ciri khas perbincangaanku bareng bapak satu anak ini, ga' tau deh kenapa. Apa karena ibunya orang sumatra utara yang sama dengan ayahku, ataukah kita sama-sama dulunya pernah kuliah ditempat yang sama di Jogja atau jangan-jangan kita utusan dari Majapahit.
Who knows, hidung siapa? Ha..Ha..Ha..Ha!
Kalau boleh sedikit menengok ke belakang, pekerjaanku disini sebenarnya sebuah tantangan baru. Dunia ekonomi dan bisnis yang selama ini hampir tidak pernah kusentuh kecuali ada sampingan bikin jurnal ekonomi buat mantan bos di
kantor terdahulu, paling-paling denger istilah Indeks Saham Gabungan cuma dari MetroTV aja. Jobdesk boleh
kopiraiter (istilah
Fuad Mustofa, si teman kuliah) tapi kini kerjaanku bertambah merangkap analisis gadungan. Yup, saya menganalisa pergerakan suatu harga mata uang internasional di pasar perdagangan berjangka,
in english we called it futures trading. Terdengar mantap dan bersahaja kan? Tunggu dulu, ini bukan hal mudah juga untuk lulusan yang selama kuliah kerjaannya cuma bikin iklan radio, iklan televisi, iklan cetak komersil, sama jalan-jalan di kisaran pantai selatan Wonosari. Awalnya biasa saja, ga' tertarik sama tarik menarik trendline ataupun indikator Fibonacci Retracment tapi lama-lama asik juga nih, kalo analisa kita akurat hasil yang didapat itu berupa profit. Iya, dalam kurs US$! tapi apa lacur, akun trading milikku saat ini hanyalah akun demo jadi ga bisa di withdraw di dunia nyata. Huft*!. Padahal setiap aku coba melakukan
open position, minimal aku bisa profit 10 pips dalam akun standar ($250), dengan kata lain $10 dollar sudah ditangan. Pernah juga sih loss profit sampai 691 pips dan hitung saja sendiri dalam kurs, bandar gulung tikar tuh. Cukup soal kerjaan, doakan saja bulan depan real account sudah lahir dengan selamat ke dunia fana ini.